SUBNETTING
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang
lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik
(atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host
yang mengandung satu router-router dalam jaringan multi).
Untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang sudah ada, dimana sebagian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID tambahan.
Ingat rumus untuk mencari banyak subnet adalah 2 n – 2
N = jumlah bit yang diselubungi
Dan rumus untuk mencari jumlah host per subnet adalah 2 m – 2
M = jumlah bit yang belum diselubungi
Contoh kasus dengan penyelesaian I :
Ip address 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 yang diidentifikasi sebagai kelas B.
Subnet mask : 11111111.11111111.11100000.00000000
3
bit dari octet ke 3 telah digunakan , tingal 5 bit yang belum
diselubungi maka banyak kelompok subnet yang bisa dipakai adalah
kelipatan 2 5 = 32 (256 – 224 = 32)
32 64 96 128 160 192 224
Jadi Kelompok IP yang bisa digunakan dalah ;
130.200.0.0 – 130.200.31.254 subnet loopback
130.200.32.1 – 130.200.63.254
130.200.64.1 – 130.200.95.254
130.200.96.1 – 130.200.127.254
130.200.128.1 – 130.200.159.254
130.200.160.1 – 130.200.191.254
130.200.192.1 – 130.200.223.254
Contoh kasus dengan penyelesaian II :
Terdapat
network id 130.200.0.0 dengan subnet 255.255.192.0 yang termasuk juga
kelas B, cara lain untuk menyelesaikannya adalah ;
• Dari nilai octet
pertama dan subnet yang diberikan, dapat diketahui IP address adalah
kelas B yang octet ketiga diselubungi dengan angka 192…
• Hitung dengan rumus (4 oktet – angka yang diselubung) 256 – 192 = 64
• Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 64 dan 128.
Jadi kelompok ip yang dapat dipakai adalah
130.200.64.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.199.254
Kasus ;
Kita memiliki kelas B dengan network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0
Dengan cara yang sama diatas sebelumnya ;
•
Dari nilai octet pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahui IP
address adalah kelas B dengan octet ketiga terseluibung dengan angka 224
• Hitung dengan rumus (256-224) =32
• Jadi kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 64 96 128 160 192
Dengan demikian, kelompok IP address yang dapat dipakai adalah ;
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Kasus :
misalkan kita menggunakan kelas C dengan network address 192.168.81.0 dengan subnet mask 255.255.255.240, maka
•
Dari nilai octet pertama dan subnet yang diberikan dapat diketahui IP
address adalah kelas C dengan oktat ketiga terselubung dengan angka 240
• Hitung (256 – 240) = 16
• Maka kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 16, yaitu 16 32 48 64 80 96 112 128 144 160 176 192 208 224
Maka kelompok IP address yang dapat digunakan adalah ;
192.168.81.17 sampai 192.168.81.20
192.168.81.33 sampai 192.168.81.46
192.168.81.49 sampai 192.168.81.62
192.168.81.65 sampai 192.168.81.78
192.168.81.81 sampai 192.168.81.94
192.168.81.97 sampai 192.168.81.110
192.168.81.113 sampai 192.168.81.126
192.168.81.129 sampai 192.168.81.142
192.168.81.145 sampai 192.168.81.158
192.168.81.161 sampai 192.168.81.174
192.168.81.177 sampai 192.168.81.190
192.168.81.193 sampai 192.168.81.206
192.168.81.209 sampai 192.168.81.222
192.168.81.225 sampai 192.168.81.238
Kasus :
Sebuah
perusahaan yang baru berkembang mempunyai banyak kantor cabang dan tiap
kantor cabang mempunyai 255 workstation, network address yang tersedia
adalah 164.10.0.0, buatlah subnet dengan jumlah subnet yang terbanyak
Penyelesaian
; 164.10.0.0 berada pada kelas B, berarti octet 3 dan 4 digunakan untuk
host, sedangkan 1 kantor cabang ada 254 host, maka ambil 1 bit lagi
dari octet ke 3 agar cukup.
Maka subnetmask yang baru
11111111.11111111.11111110.00000000
255. 255. 254. 0
Subnet yang tersedia adalah 256 – 254 = 2, maka subnetnya kelipatan 2 sampai dengan 254.
Jumlah subnet (2 7 – 2) = 128 – 2 = 26 subnet
Jumlah host / subnetnya (2 9 – 2 ) = 512 – 2 = 510 host
164.10.0.0 sampai 164.10.1.0 dibuang
164.10.2 .1 sampai 164.10.3.254
164.10.4.1 sampai 164.10.5.254
164.10.6.1 sampai 164.10.7.254
164.10.8.1 sampai 164.10.9.254
.
.
.
164.10.252.1 sampai 164.10.253.254
Kasus :
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.20.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.192 ini berarti notasi /26.
Jumlah subnet adalah 192, berarti 11000000, maka 22 – 2 = 2
Berapa banyak host per subnet, 26 – 2 = 62 host
Hitung
subnet yang valid 256 – 192 = 64 subnet, maka terus tambahkan block
size sampai angka subnet mask. 64 + 64 = 128. 128 + 64 = 192, yang tidak
valid karena ia adalah sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid
adalah 64 dan 128.
Subnet 64 128
Host pertama 65 129
Host terakhir 126 190
Alamat Broadcast 127 191
Cara
membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom
subnet, contoh: kolom pertama subnet 64 atau lengkapnya 192.168.20.64
memunyai host pertama 65 atau 192.168.20.65, host terakhir 126 atau
192.168.20.126 dan alamat broadcast di 127 atau 192.168.20.127.
Kasus
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.224 ini berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah 11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25 – 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 – 224 = 32
32 + 32 = 64
64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190 222
Alamat Broadcast 63 95 127 159 191 223
Cara
membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom
subnet, contoh: kolom pertama subnet 32 atau lengkapnya 192.168.10.32
memunyai host pertama 33 atau 192.168.10.33, host terakhir 62 atau
192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau 192.168.10.63.
Kasus kelas C
Kita mendapatkan IP dari ISP yaitu 192.168.10.0 untuk alamat network dan subnet masknya 255.255.255.224 ini berarti notasi /27.
Berapa jumlah subnet, 224 adalah 11100000, jadi 23-3 = 6
Berapa banyak host per subnet, 25 – 2 = 30 host
Hitung subnet yang valid 256 – 224 = 32
32 + 32 = 64
64 + 32 = 96
96 + 32 = 128
128 + 32 = 160
160 + 32 = 192
192 + 32 = 224
224 tidak valid karena ia adalah sebuah subnet mask. Maka subnet yang valid adalah
32, 64, 96,128,160,129,224
Subnet 32 64 96 128 160 192
Host pertama 33 65 97 129 161 193
Host terakhir 62 94 126 158 190 222
Alamat Broadcast 63 95 127 159 191 223
Cara
membaca tabel diatas yaitu dari atas ke bawah untuk setiap kolom
subnet, contoh: kolom pertama subnet 32 atau lengkapnya 192.168.10.32
memunyai host pertama 33 atau 192.168.10.33, host terakhir 62 atau
192.168.10.62 dan alamat broadcast di 63 atau 192.168.10.63.
Kasus :
Di
sebuah perusahaan manufacturing yang mempunyai banyak bagian dalam
perusahaan tersebut, dimana setiap bagian mempunyai 700 host, network
address yang didapat adalah 171.168.10.0, berarti ini kelas B…perhatikan
bagaimana jika kita menggunakan kelas C karena kelas C hanya dapat
menampung host sebanyak 254 !!!
Classless Inter-Domain Rouitng (CIDR)
Suatu
metode yang digunakan oleh ISP untuk mengalokasikan sejumlah alamat
pada perusahaan, kerumah seorang pelanggan. ISP menyediakan ukuran blok
(block size) tertentu.
Contoh : kita mendapatkan blok IP
192.168.32/28. notasi garis miring atau slash notation (/) berarti
berapa bit yang bernilai 1 (contoh diatas adalah /28 berarti ada 28 bit
yang bernilai 1).
Nilai maksimum setelah garing adala /32. karena
satu byte adalah 8 bit dan terdapat 4 byte dalam sebuah alamat IP (4 x 8
= 32). Namun subnet mask terbesar tanpa melihar class alamatnya adalah
hanya /30, karena harus menyimpan paling tidak dua buah bit sebagai bit
dan host.
Nilai CIDR
255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255. 255.224.0 /19
255. 255.240.0 /20
255. 255.248.0 /21
255. 255.252.0 /22
255. 255.254.0 /23
255. 255.255.0 /24
255.255. 255.128 /25
255.255. 255.192 /26
255. 255. 255.224 /27
255. 255. 255.240 /28
255. 255. 255.248 /29
255. 255. 255.252 /30
Keterangan : pola yang dimaksudkan adalah pola 128, 192, 224, 240, 248, 252, dan 254
Dimana
128 dalam binary yaitu = 10000000 (1 bit subnet), 192 dalam binary
yaitu 11000000 (2 bit binary) dan seterusnya. Maka hafalkan pola 128,
192, 224, 240, 248, 252 dan 254.
Contoh latihan subnetting : alamat class B
Alamat Network 172.16.0.0 dan subnet mask 255.255.192.0
Subnet 192 = 11000000, 2 2 – 2 = 2
Host 2 14 – 2 = 16.382 (6 bit di octet ketiga, dan 8 bit di octet keempat)
Subnet yang valid 256 – 192 = 64. 64 + 64 = 128
Subnet 64.0 128.0
Host pertama 64.1 128.1
Host terakhir 127.254 192.254
Broadcast 127.255 199.255
Keterangan,
maka subnet 64.0 atau 172.16.64.0, mempunyai host pertama 64.1 atau
172.16.64.1 sampai dengan 171.16.127.254 dan alamat broadcastnya
172.16.127.255
Contoh latihan subnetting : alamat class A
Alamat Network 10.0.0.0 dan subnet mask 255.255.0.0
Subnet 255 = 11111111, 2 8 – 2 = 254
Host 2 16 – 2 = 65.534
Subnet
yang valid 256 – 255 = 1, 2 , 3 dan seterusnya. (semua di octet kedua).
Subnetnya menjadi 10.1.0.0, 10.2.0.0, 10.3.0.0 dan seterusnya sampai
10.254.0.0
Subnet 10.1.0.0 … 10.254.0.0
Host pertama 10.1.0.1 … 10.254.0.1
Host terakhir 10.1.255.254 … 10.254.255.254
Broadcast 10.1.255.255 … 10.254.255.255
NETMASK/SUBNETMASK
Untuk
pengelompokan pengalamatan, selain nomor IP dikenal juga netmask atau
subnetmask. Yang besarnya sama dengan nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga
pengelompokan besar subnet mask yaitu dengan dikenal, yaitu 255.0.0.0 ,
255.255.0.0 dan 255.0.0.0.
Pada dunia jaringan, subnetmask tersebut dikelompokkan yang disebut class dikenal tiga class yaitu :
1. Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
2. Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
3. Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0
Gabungan
antara IP dan Netmask inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal
ini tidak bisa lepas. Jadi penulisan biasanya sbb :
IP : 202.95.151.129
Netmask : 255.255.255.0
Suatu
nomor IP kita dengan nomor IP tetangga dianggap satu kelompok (satu
jaringan) bila IP dan Netmask kita dikonversi jadi biner dan diANDkan,
begitu juga nomor IP tetangga dan Netmask dikonversi jadi biner dan
diANDkan, jika kedua hasilnya sama maka satu jaringan. Dan kita bisa
berhubungan secara langsung.
Ketika kita berhubungan dengan komputer
lain pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask.
Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135
bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan
atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask
komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan
kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas
semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya
10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya
adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung
berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada
pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka
tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam
suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian,
misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb.
Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan
jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan
jaringannya dengan bagian yang lain.
Ada beberapa alasan yang
menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal
(LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :
Teknologi yang
berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam
teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai
LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI.
Sebuah jaringan mungkin
dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi.
Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik
dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak
host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari
jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.
Pembagian
jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut
sebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi
jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap
subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no
IP.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan
netID diset 1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.
Dalam
subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID
untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan
untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah
subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet
menjadi semakin sedikit.
Cara Pembentukan Subnet :
Misal jika
jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range
192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama
menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini
adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor
komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai
dari 0.0 – 255.255). Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0
Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubha subnet yang ada.
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :
1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan :
1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.
Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan. 255 11111111
2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID
Dari 255 11111111 jumlah bitnya adalah 8
3. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.
Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetIDLama.
Jadi NetID baru kita adalah NetIDlama + SubNetID :
11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0.
xxx menunjukkan hostID antara 0-255
Biasa
ditulis dengan 192.168.0/24 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24
menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask).
Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :
1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111. 11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Jadi
netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan
range IP dari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30
host/komputer
Alokasi Range IP
1 192.168.1.0 – 192.168.1.31
2 192.168.1.32 – 192.168.1.63
3 192.168.1.64 – 192.168.1.95
4 192.168.1.96 – 192.168.1.127
5 192.168.1.128 – 192.168.1.159
6 192.168.1.160 – 192.168.1.191
7 192.168.1.192 – 192.168.1.223
8 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID) dan akhir sebagai broadcast.
Misal
jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast
dan range IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.
IP ADDRESS
Agar
unik setiap computer yang terkoneksi ke Internet diberi alamat yang
berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat
IP address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet
Assigned Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP
address Network ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP
address tersebut.
Contoh IP address untuk cisco.com adalah 202.93.35.9 untuk www.ilkom.unsri.ac.id dengan IP nya 202.39.35.9
Alamat yang unik terdiri dari 32 bit yang dibagi dalam 4 oktet (8 bit)
00000000 . 00000000 . 00000000 . 00000000
o 1 o 2 o 3 o 4
Ip address dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network
ID yang akan menentukan alamat dalam jaringan (network address),
sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang
sifatnya unik untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya.
Ibaratkan Network ID Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address dibagi menjadi kelas yaitu ;
Kelas yang umum digunakan adalah kelas A sampai dengan kelas C.
Pada
setiap kelas angka pertama dengan angka terakhir tidak dianjurkan untuk
digunakan karena sebagai valid host id, misalnya kelas A 0 dan 127,
kelas B 128 dan 192, kelas C 191 dan 224. ini biasanya digunakan untuk
loopback addresss.
Catatan :
• alamat Network ID dan Host ID tidak
boleh semuanya 0 atau 1 karena jika semuanya angka biner 1 :
255.255.255.255 maka alamat tersebut disebut floaded broadcast
•
alamat network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman
paket remote network, contohnya 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0
Dari
gambar dibawah ini perhatikan kelas A menyediakan jumlah network yang
paling sediikit namun menyediakan host id yang paling banyak dikarenakan
hanya oktat pertama yang digunakan untuk alamat network bandingkan
dengan kelas B dan C.
Untuk mempermudah dalam menentukan kelas mana
IP yang kita lihat, perhatikan gambar dibawah ini. Pada saat kita
menganalisa suatu alamat IP maka perhatikan octet 8 bit pertamanya.
Pada
kelas A : 8 oktet pertama adalah alamat networknya, sedangkan sisanya
24 bits merupakan alamat untuk host yang bisa digunakan.
Jadi admin dapat membuat banyak sekali alamat untuk hostnya, dengan memperhatikan
2 24 – 2 = 16.777.214 host
N ; jumlah bit terakhir dari kelas A
(2) adalah alamat loopback
Pada
kelas B : menggunakan 16 bit pertama untuk mengidentifikasikan network
sebagai bagian dari address. Dua octet sisanya (16 bits) digunakan untuk
alamat host
2 16 – 2 = 65.534
Pada kelas C : menggunakan 24 bit pertama untuk network dan 8 bits sisanya untuk alamat host.
2 8 – 2 = 254
Tidak ada komentar:
Posting Komentar